TAG

Rabu, 27 Februari 2013

Audiensi Umum Terakhir Bapa Suci : “Saya tidak meninggalkan Salib!”

Audiensi Umum Terakhir Bapa Suci : “Saya tidak meninggalkan Salib!”                                                                                                                                                            

Pope Emeritus
Saudara-saudara di Keuskupan dan Imamat!
Distinguished Authorities!

Saudara-saudari terkasih!

Terima kasih karena telah datang dalam jumlah yang besar pada audiensi umum terakhir dari masa kepausan saya.

Seperti yang telah kita dengar dalam teks biblis Rasul Paulus, saya merasa didalam hati saya untuk mengucap syukur secara khusus kepada Allah yang membimbing dan membangun Gereja, yang menabur Sabda-Nya dan karenanya memelihara iman umat-Nya. Pada saat ini, hati saya membesar untuk merangkul seluruh Gereja diseluruh dunia, dan saya mengucap syukur kepada Allah untuk “kabar”, yang dalam tahun-tahun masa kepausan saya, yang dapat saya terima tentang iman dalam Tuhan Yesus Kristus, dan kasih yang beredar dalam tubuh Gereja dan yang hidup dalam kasih, dan harapan yang membuka dan mengarahkan kita kepada kepenuhan hidup, kepada tanah surgawi.

Saya merasa bahwa saya membawa semua dalam doa, dalam kehadiran Allah, dimana saya mengumpulkan setiap pertemuan, perjalanan, bahkan kunjungan pastoral. Segalanya dan semua orang berkumpul dalam doa untuk mempercayakan mereka kepada Tuhan, karena kita memiliki pengetahuan penuh akan kehendak-Nya dan dalam semua pemahaman rohani dan kebijaksanaan, dan mengapa kita berperilaku dalam cara yang pantas akan Ia dan kasih-Nya yang menghasilkan buah dalam setiap perbuatan baik (Kol 10:9-10)

Pada saat ini, ada keyakinan besar pada saya, karena saya mengetahui, semua diantara kita tahu, bahwa sabda kebenaran Injil adalah kekuatan Gereja, ia adalah kehidupannya. Injil memurnikan dan memperbaharui, menghasilkan buah, dimanapun komunitas umat beriman mendengar dan menerima rahmat Allah dalam kebenaran dan hidup dalam kasih. Inilah keyakinan dan sukacita saya.

Ketika pada 19 April, hampir delapan tahun lalu, saya setuju untuk mengambil pelayanan Petrus, saya selalu memiliki kepastian yang selalu menemani saya. Waktu itu, saya telah menyatakan beberapa kali, perkataan yang selalu berbicara dihati saya : Tuhan, apa yang Engkau minta dariku? Beban yang Engkau tempatkan di bahuku sangat besar, tapi bila Engkau meminta aku, atas perkataan-Mu lah Aku akan menurunkan jala, yakin bahwa Engkau akan membimbingku. Dan Tuhan sungguh mendorong, saya merasa dekat, saya bisa merasakan kehadiran-Nya setiap hari. Ini adalah bagian dari perjalanan Gereja yang memiliki saat-saat sukacita dan terang, tapi juga saat yang tidak mudah. Saya merasa seperti St. Petrus dan Para Rasul diatas perahu di Laut Galilea. Tuhan telah memberikan kita banyak hari dengan sinar matahari dan angin sepoi-sepoi. Hari-hari ketika jala ikan berlimpah, dan ada juga saat-saat ketika air bergelombang dan angin bertiup kencang, seperti dalam seluruh sejarah Gereja dan tampak Tuhan sedang tertidur. Tapi saya selalu tahu bahwa Tuhan ada dalam perahu dan saya selalu tahu bahtera Gereja bukanlah milik saya, bukan milik kita, tapi milik-Nya dan Ia tidak membiarkan-Nya tenggelam, Ia lah yang memimpin-Nya, tentu melalui manusia yang Ia pilih, karena Ia menghendaki demikian. Inilah kepastian yang tidak bisa dihancurkan. Dan inilah alasannya kenapa sekarang hati saya dipenuhi dengan rasa syukur kepada Allah karena Ia tidak pernah membiarkan Gereja-Nya kurang dalam apapun khususnya penghiburan-Nya, terang-Nya, kasih-Nya.

Kita berada dalam Tahun Iman, yang saya Inginkan untuk menguatkan iman kita kepada Allah dalam konteks untuk menempatkannya lebih dan lebih dalam sebuah latar belakang. Saya ingin mengundang semua orang untuk memperbaharui kepercayaan mereka yang teguh dalam Tuhan, untuk percaya seperti anak-anak di tangan Allah, beristirahat dan yakin bahwa tangan tersebut mendukung kita dan memampukan kita berjalan setiap hari, bahkan ketika hal ini membutuhkan upaya. Saya ingin agar setiap orang merasa dikasihi Allah yang memberikan Putra-Nya bagi kita dan menunjukkan kita kasih-Nya yang tanpa batas. Saya ingin setiap orang merasakan sukacita menjadi seorang Kristiani. Dalam doa yang indah yang diucapkan di pagi hari, kita berdoa :”Saya menyembah Engkau, Allahku, saya mencintai-Mu dengan segenap hatiku. Terima kasih karena telah menciptakan saya dan menjadikan saya seorang kristiani. Ya, kami bahagia atas karunia iman yang merupakan hal yang paling berharga. Tak ada seorangpun yang dapat mengambilnya dari kami! Kami mengucap syukur setiap hari untuk hal ini, dengan doa dan kehidupan kristiani yang autentik. Allah mengasihi kita, dan menunggu kita dan berharap agar kita mengasihi Dia!”

Tapi bukan hanya kepada Allah saya ingin bersyukur saat ini. Seorang paus tidak sendirian dalam mengemudikan bahtera Petrus, bahkan bila ini tanggung jawab utamamu, dan saya tidak pernah mendengar sesuatu yang hanya membawa sukacita dan beban pelayanan Petrus, Tuhan menempatkan banyak orang disebelah saya, dengan kemurahan dan kasih bagi Allah dan Gereja, mereka telah membantu saya dan dekat dengan saya. Pertama-tama, saudara-saudara kardinal terkasih : kebijaksanaan anda, nasehat anda, persahabatan anda berharga bagi saya, para kolaborator saya, dimulai dengan Sekretaris Negara yang menemani saya dengan setia dan seluruh Kuria Roma, juga mereka yang dalam berbagai bidang, memberikan pelayanan mereka kepada Tahta Suci : ada banyak wajah tak terlihat yang tidak muncul, tetap dalam bayang-bayang, tapi dalam keheningan, dalam pekerjaan sehari-hari mereka, dalam semangat iman dan kerendahan hati, mereka telah menjadi dukungan yang terpercaya dan aman bagi saya. Sebuah pemikiran khusus bagi Gereja Roma, diosesan saya! Saya tidak bisa melupakan para saudara dalam Keuskupan dan Imamat, orang-orang yang telah dikonsekrasikan dan seluruh umat Allah dalam kunjungan pastoral, dalam pertemuan, dalam audiensi, perjalanan, saya selalu menerima perhatian besar dan afeksi mendalam, tapi saya juga mencintai setiap orang, tanpa kecuali, dengan kasih pastoral yang merupakan hati setiap pastor, khususnya Uskup Roma, Penerus Rasul Petrus. Setiap hari saya membawa anda dalam doa-doa saya, hati seorang Bapa.

Saya ingin sambutan saya menjangkau setiap orang, dimanapun anda berada : hati seorang paus meluas ke seluruh dunia. Dan saya ingin mengungkapkan syukur kepada korps diplomatik yang diakreditasikan bagi Tahta Suci, yang membangun keluarga bangsa-bangsa besar. Disini juga saya memikirkan semua yang bekerja demi sistem komunikasi yang baik dan saya berterima kasih bagi pelayanan penting mereka.

Sekarang saya juga ingin berterima kasih dengan segenap hati saya kepada banyak orang yang dalam minggu-minggu terakhir telah mengirimkan saya banyak perhatian, persahabatan dan doa. Ya, Paus tidak pernah sendirian, sekarang saya mengalaminya lagi dalam sebuah jalan yang agung dan menyentuh hati. Paus adalah milik setiap orang dan banyak orang merasa dekat dengannya. Kenyataannya saya menerima surat-surat – dari kepala negara, pemimpin agama, perwakilan dunia budaya dan seterusnya. Tapi saya juga menerima banyak surat dari orang-orang biasa yang menulis pada saya secara sederhana dari hati mereka dan membuat saya merasakan afeksi mereka yang lahir dari pengalaman bersama Yesus Kristus, didalam Gereja. Orang-orang ini tidak menulis seperti mereka menulis pada seorang pangeran atau orang besar yang tidak mereka kenal. Mereka menulis sebagai saudara dan saudari, putra dan putri, dengan kesadaran akan ikatan keluarga yang penuh kasih sayang. Disini anda bisa menyentuh apa yang sungguh dimaksud dengan Gereja – bukan sebuah organisasi, tapi tubuh yang hidup, komunitas saudara saudari dalam Tubuh Yesus Kristus, yang menyatukan kita semua. Kita mengalami Gereja dalam cara ini dan hampir dapat menyentuhnya dengan tangan anda, kekuatan kebenaran dan kasihnya adalah sumber sukacita, dalam saat ketika banyak orang berbicara tentang penurunannya.

Di bulan-bulan terakhir, saya merasa bahwa kekuatan saya menurun, dan saya memohon kepada Allah dalam doa untuk menerangi saya dengan terang-Nya, untuk membantu saya mengambil keputusan yang tepat bukan demi saya, tapi demi kebaikan Gereja. Saya mengambil langkah ini dalam kesadaran penuh akan keseriusannya, dan juga dengan kedamaian pikiran yang mendalam dan baru. Mencintai Gereja juga berarti memiliki keberanian mengambil keputusan sulit, menderita, selalu memilikinya dihadapan kebaikan Gereja dan bukan diri mereka.

Ijinkan saya untuk kembali lagi pada 19 April 2005, keseriusan keputusan saya yang kenyataannya, dari saat itu saya selalu dan selamanya melakukannya bagi Tuhan. Selalu – mereka yang beranggapan bahwa pelayanan Petrus tidak lagi memiliki privasi apapun. Selalu dan secara menyeluruh menjadi milik setiap orang, seluruh Gereja. Kehidupan-Nya, secara total mengurangi area pribadinya. Saya mengalami, dan sedang mengalaminya sekarang bahwa seseorang menerima kehidupan seperti Ia memberikan-Nya. Saya berkada dihadapan banyak orang yang mencintai Tuhan dan juga mencintai penerus St. Petrus. Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa Paus sungguh memiliki saudara dan saudari, putra dan putrid diseluruh dunia, dan ia mersakakan didalam pelukan persekutuan mereka, karena ia tidak lagi menjadi miliknya, melainkan milik setiap orang dimanapun mereka berada.

“Selalu” juga berarti “selamanya” – adanya kepulangan ke area privat. Keputusan saya untuk meninggalkan pelaksanaan pelayanan aktif tidak mencabut kenyataan ini. Saya tidak kembali pada kehidupan privat, kepada kehidupan perjalanan, pertemuan, resepsi, konferensi dst. Saya tidak meninggalkan salib, tetapi tetap berada di kaki Tuhan yang tersalib. Saya tidak lagi mengenakan kekuasaan jabatan demi pemerintahan Gereja, tapi dalam pelayanan doa, di kebun St. Petrus. St. Benediktus, yang namanya saya pikul sebagai Paus, adalah teladan agung akan hal ini. Ia menunjukkan kita jalan kepada kehidupan yang aktif ataupun pasif, secara menyeluruh merupakan milik pekerjaan Allah.

Saya berterima kasih kepada setiap orang untuk rasa hormat dan pemahaman yang dengannya anda telah menyambut keputusan penting ini. Saya akan terus menemani perjalanan Gereja melalui doa dan refleksi, dengan dedikasi kepada Tuhan dan mempelai-Nya, yang dengannya saya telah berusaha menghidupinya sampai sekarang, setiap hari, dan ingin saya hidupi selamanya. Saya meminta anda mengingat saya dihadapan Tuhan, dan terutama berdoa bagi para Kardinal, yang dipanggil untuk sebuah tugas penting, dan Penerus Petrus yang baru, semoga Tuhan menemaninya dengan terang dan kekuatan Roh-Nya.

Marilah kita memohon intersesi Ibu Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja agar ia menemani kita dan seluruh komunitas gereja, kepadanya, kita mempercayakannya secara mendalam.

Saudara-saudari terkasih,

Saya memberikan sambutan hangat dan penuh kasih kepada peziarah berbahasa Inggris dan pengunjung yang bergabung bersama saya untuk audiensi umum terakhir saya. Seperti St. Paulus, yang kita dengar tadi, hati saya dipenuhi dengan syukur kepada Allah yang selalu menjaga Gereja-Nya dan pertumbuhannya dalam iman dan kaih, saya merangkul kalian semua dengan sukacita dan rasa syukur. Selama Tahun Iman ini, kita dipanggil untuk memperbaharui kepercayaan sukacita dalam kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan dalam kehidupan Gereja. Saya secara pribadi bersyukur atas kasihnya yang tak pernah gagal dan bimbingan selama delapan tahun sejak saya menerima panggilan untuk melayani sebagai Penerus Petrus. Saya dengan mendalam juga bersyukur atas pemahaman, dukungan, dan doa dari banyak orang, tidak hanya di Roma, tapi juga diseluruh dunia. Keputusan yang saya ambil, setelah didahului banyak doa, adalah buah dari kepercayaan yang tenang dan kasih mendalam bagi Gereja Kristus. Saya akan terus menemani Gereja dengan doa, dan saya meminta kalian semua untuk berdoa bagi saya dan bagi Paus yang baru. Dalam persatuan dengan Maria dan para kudus, mari kita mempercayakan diri kita dalam iman dan harapan kepada Allah, yang terus mengawasi hidup kita dan membimbing perjalanan Gereja dan dunia kita disepanjang jalan sejarah. Saya mempercayakan kalian semua, dengan perhatian besar, kepada kasihnya, memohon Ia untuk menguatkan anda dalam pengharapan yang membuka hati kita kepada kepenuhan hidup yang bisa diberikan hanya oleh-Nya. Kepada anda dan keluarga anda, saya memberikan berkat saya. Terima kasih! Dalam hati kita, dalam hati anda semua, semoga selalu ada kepastian sukacita bahwa Tuhan itu dekat, tidak meninggalkan kita, dekat pada kita dan mengelilingi kita dengan kasih-Nya. Terima kasih!

Benediktus XVI

Audiensi Umum

27 Februari 2013

sumber;http://luxveritatis7.wordpress.com/2013/02/27/audiensi-umum-terakhir-bapa-suci-saya-tidak-meninggalkan-salib/

Mengenal singkat Paus Benediktus XVI

Mengenal singkat Paus Benediktus XVI  
Kepausan dimulai: 19 April 2005

Sri Paus Benediktus XVI, secara resmi bernama Benedictus PP. XVI dalam bahasa Latin, (lahir di Marktl am Inn, Bayern, Jerman, 16 April 1927; umur 85 tahun; terlahir sebagai Joseph Alois Ratzinger), terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma tanggal 19 April 2005 dan menjabat sampai 28 Februari 2013 lewat pengunduran diri beliau baru2 ini.

Dia adalah Uskup Roma, pemimpin Negara Kota Vatikan dan Gereja Katolik Roma termasuk Gereja Katolik Timur dalam komuni dengan Takhta Suci. Pelantikan sebagai Paus secara resmi dlakukan melalui Misa Pelantikan Paus tanggal 24 April 2005.

Pada usia 78 tahun, dia adalah Paus tertua yang dilantik dalam 275 tahun terakhir sejak Paus Klemens XII (yang terpilih pada tahun 1730 pada umur 3 bulan lebih tua dari Ratzinger).

Benediktus XVI merupakan Paus berdarah Jerman pertama sejak Paus Adrianus VI (1522-1523) yang dilahirkan di wilayah bagian Jerman Kuno yang sekarang menjadi bagian dari negara Belanda. Paus terakhir yang berasal dari Jerman Modern adalah Paus Viktor II yang meninggal pada tahun 1057. Benediktus XVI merupakan Paus Jerman kedelapan dalam sejarah sejak Paus berdarah Jerman pertama Paus Gregorius V.

Paus terakhir yang bergelar nama kepausan Benediktus, Paus Benediktus XV, bertugas sebagai dari 1914 hingga 1922 pada masa Perang Dunia I.

Pada tanggal 11 Februari 2013 Benediktus XVI mengumumkan pengunduran dirinya sebagai paus atas alasan kesehatan. Ia menyatakan akan menempati posisi paus sampai tanggal 28 Februari 2013.[3] Dengan pernyataan ini, ia adalah paus ketiga dalam sejarah kepausan Katolik Roma yang mengundurkan diri.

> Karier dan pandangan
Kardinal Ratzinger dilantik sebagai Ketua Dewan Kepausan untuk Doktrin Iman oleh Paus Yohanes Paulus II pada November 1981, dijadikan Uskup Kardinal Katedral Velletri-Segni pada 1993, dan dilantik sebagai Dekan (Ketua) Kolegium Dewan Kardinal pada 2002, menjadi uskup Ostia.

Dia telah merupakan salah satu tokoh terpenting di Vatikan dan rekan dekat Yohanes Paulus II sebelum menjadi Paus. Dia juga memimpin pemakaman Yohanes Paulus II dan konklaf tahun 2005 yang memilihnya. Pada sede vacante terakhir, dia adalah pejabat dengan posisi tertinggi dalam Gereja Katolik Roma.

Benediktus dianggap sebagai seorang tradisionalis — perlindungannya yang ketat terhadap prinsip-prinsip Kepausan. Dia adalah seorang pengkritik homoseksualitas, pernikahan kelamin sejenis, euthanasia, dan aborsi.

Sebagai Kardinal, ia menulis buku Truth and Tolerance yang mencela penggunaan toleransi sebagai alasan untuk menyimpangkan kebenaran. Benediktus XVI juga mengikuti Konsili Vatikan II dan secara konsisten terus menerus mempertahankan hasil Konsili tersebut termasuk Nostra Aetate, dokumen yang menekankan pada rasa saling menghormati dengan agama lain dan pernyataan hak kebebasan beragama. Selama Konsili ia dianggap berpandangan liberal.

Sebagai Ketua Dewan Kepausan untuk Doktrin Iman, Benediktus XVI menjelaskan posisi Gereja Katolik dengan agama lain dalam dokumen Dominus Iesus yang juga berbicara tentang dialog antar gereja.

Pada tanggal 29 Mei 2007, ia berencana akan memulihkan kantor khusus Vatikan yang menangani hubungan dengan umat Muslim, setahun setelah ia dikritik karena membubarkan kantor tersebut.

> Media Sosial
Pada 12 Desember 2012, Paus Benediktus mulai menggunakan media sosial Twitter untuk mengirimkan pesan dan menjawab berbagai pertanyaan seputar inti misa mingguan dan pesan-pesan khusus menyangkut peristiwa besar dunia, termasuk bencana alam. Paus akan menggunakan nama "@pontifex" di akun Twitter yang memiliki arti "pembangun jembatan" dan mengacu pada kata "Paus" .

"Kawan-kawan terkasih, saya senang bisa berkomunikasi dengan Anda melalui Twitter. Terima kasih atas tanggapan Anda yang baik. Saya memberkati Anda semua dari lubuk hati saya," begitulah pesan pertamanya.

Setelah pesan pembukaan tersebut, Paus Benediktus mengirim dua pesan lanjutan. Kedua pesan itu berkaitan dengan promosi dari Year of Faith atau Tahun Keyakinan.

"Bagaimana kita merayakan Tahun Keyakinan dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari?" tanya Paus.

Dia pun menjawab,

"Dengan berbicara kepada Yesus dalam doa, mendengarkan yang disampaikanNYA dalam firman dan mencariNYA bagi yang membutuhkan."

> Pengunduran diri
Terhitung sejak tanggal 1 Maret 2013 Benediktus XVI menyatakan tidak akan menjabat sebagai paus lagi karena alasan kesehatan. Dalam pernyataan yang dikeluarkan tanggal 11 Februari 2013 disebutkan bahwa ia "tidak lagi memiliki kekuatan untuk menjalankan tugas-tugas kepausan". Pengunduran diri dimungkinkan dalam kepausan, sebagaimana tercantum dalam Canon nomor 332, paragraf kedua dari "Codex Iuris Canonici" (Hukum Kanonik Gereja Katolik).

Dengan keputusan ini, Benediktus XVI adalah paus ketiga dalam sejarah kepausan Katolik Roma yang mengundurkan diri. Paus pertama yang mengundurkan diri adalah Paus Selestinus V pada tahun 1284 karena alasan kesehatan dan yang kedua adalah Paus Gregorius XII pada tahun 1415 karena alasan politis.

> Ensiklik
1) Deus Caritas Est, diterbitkan pada 25 Januari 2006, pada tautan:
< http://id.wikipedia.org/wiki/Deus_Caritas_Est >

2) Spe Salvi, tertanggal pada 30 November 2007
< https://www.facebook.com/photo.php?fbid=534966399860177&set=a.465796876777130.99231.465760430114108&type=1&relevant_count=1 >

3) Caritas in veritate, tertanggal pada 29 Juni 2009
===

> Paus Emeritus Benedictus XVI, secara resmi bernama Benedictus PP. XVI dalam bahasa Latin, dilahirkan sebagai Joseph Alois Ratzinger (16 April 1927), dan dipilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada 19 April 2005. Dia adalah Uskup Roma, pemimpin Kota Vatican dan Gereja Katolik Roma termasuk Gereja Katolik Timur dalam komuni dengan Takhta Suci. Dia dilantik sebagai Paus secara resmi ketika Misa Pelantikan Paus pada 24 April 2005.

> Pada usia 78 tahun, dia merupakan Paus tertua yang dilantik dalam 275 tahun terakhir sejak Paus Clement XII (yang terpilih pada tahun 1730 pada umur 3 bulan lebih tua dari Ratzinger).

> Benedict XVI merupakan Paus keturunan Jerman pertama sejak Paus Adrian VI (1522-1523) yang dilahirkan di wilayah bahagian Jerman Kuno yang sekarang menjadi sebahagian dari negara Belanda. Paus terakhir yang berasal dari Jerman Modern adalah Paus Viktor II yang meninggal pada tahun 1057. Benediktus XVI merupakan Paus Jerman ke-delapan dalam sejarah sejak Paus keturunan Jerman pertama Paus Gregorius V. Benediktus terakhir, Paus Benediktus XV, bertugas sebagai Paus dari 1914 hingga 1922 dan merupakan Paus semasa Perang Dunia I.
BXVI CoA like gfx PioM.svg

> +Joseph Kardinal Ratzinger dilantik sebagai Ketua Dewan Kepausan untuk Doktrin Iman oleh Paus John Paul II pada November 1981, dijadikan Uskup Kardinal Katedral Velletri-Segni pada 1993, dan dilantik sebagai Dekan (Ketua) Kolegium Dewan Kardinal pada 2002, menjadi uskup Ostia. Dia telah merupakan salah satu tokoh terpenting di Vatikan dan rekan dekat John Paul II sebelum menjadi Paus. Dia juga memimpin pemakaman John Paul II dan konklaf tahun 2005 yang memilihnya. Pada sede vacante terakhir, dia adalah pejabat dengan posisi tertinggi dalam Gereja Katholik Roma.

> Benediktus dianggap sebagai seorang tradisionalis — dia akrab dipanggil "Rottweiler Tuhan" karena perlindungannya yang ketat terhadap prinsip-prinsip Kepausan. Dia adalah seorang pengkritik homoseks, pernikahan sejenis, euthanasia, dan pengguguran kandungan atau aborsi.

> Sebagai Kardinal, ia menulis buku Truth and Tolerance yang mencela penggunaan toleransi sebagai alasan untuk menyimpangkan kebenaran. Benediktus XVI juga mengikuti Konsili Vatikan II dan secara konsisten terus menerus mempertahankan hasil Majlis tersebut termasuk Nostra Aetate, dokumen yang menekankan pada rasa saling menghormati dengan agama lain dan pernyataan hak kebebasan beragama.

> Selama Konsili ia pernah dianggap berpandangan liberal.

> Sebagai Ketua Dewan Kepausan untuk Doktrin Iman, Benediktus XVI menjelaskan posisi Gereja Katolik dengan agama lain dalam dokumen Dominus Iesus yang juga berbicara tentang dialog antar gereja dengan keyakinan dan agama2 lain.

> Kontroversi
Paus Benedict XVI mencetuskan kontroversi dalam sebuah syarahan bertajuk "Kepercayaan, Akal dan Universiti - Kenangan dan Renungan" di Universiti Regensburg, Jerman pada 12 September 2006. Paus Benedict XVI pernah berkhidmat di situ sebagai profesor teologi.

Kuliah yang diberikan beliau itu menerima kecaman hebat dan sekaligus juga pujian dari kuasa-kuasa politik dan keagamaan.

Riuh ramai ahli politik dan pemimpin Islam membuat protes secara formal tentang apa yang mereka anggap penakrifan menghina dan salah tentang Islam yang terkandung dalam petikan dari syarahan paus itu yang mengandungi perenggan:

" Tunjuklah kepada saya apa yang Muhammad bawa yang baru dan disitu anda akan temui hanya perkara-perkara yang durjana dan tak berperikemanusiaan, seperti perintahnya supaya disebarkan dengan pedang ugama yang diajarnya".

Petikan itu SESUNGGUHNYA berasal dari tulisan dan surat "Dialog dengan seorang Farsi, Worthy Mouterizes, di Anakara Galatia" (Dialogue Held With A Certain Persian, the Worthy Mouterizes, in Anakara of Galatia), yang ditulis pada 1391 sebagai -- INI PENTING [!] -- pandangan Manuel II Paleologus, seorang emperor BizantinE berhubungan dengan pemaksaan pindah agama, perang jihad dan kaitan antara iman dan akal atau nalar (Fides et Ratio).
===

*"Sic transit gloria mundi."--"Demikian pula berlalunya kemuliaan dunia."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, Imitatio Christi II, 2, 2]

* Kalimat ini diucapkan pada saat pentahbisan Paus

** Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
< http://id.wikipedia.org/wiki/Paus_Benediktus_XVI >

sumber; http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151760142954638&set=a.99350589637.111403.91119074637&type=1


Refreshing Menghilangkan Stress