TAG

Selasa, 12 Februari 2013

Kesaksian Iman Katolik



Kesaksian: Dari Katolik ke Islam kembali menjadi Katolik

Dear admin, 

Hampir setahun lalu, malam Sabtu, saya balik Katolik dari selama 1 tahun dari menjadi seorang muslim juru dakwah kontra Kristiani. Karena malam saya tiba-tiba memutuskan kembali ke Katolik sangat tidak pernah saya duga atau rencanakan sebelumnya. Saat pulang dari warung langganan saya, posisi sedang naik motor, tiba-tiba saya merasakan luka batin yang mendalam seperti mau mati karena putus harapan, yang tidak hilang-hilang. Tak lama ada bisikan dalam nurani saya bahwa Yesus menyatakan bahwa setiap manusia membutuhkan cintaNya, termasuk saya. Yesus meminta tempat dalam batin saya. Luka batin itu tidak hilang sampai akhirnya saya bilang dalam hati : "Baiklah, saya menyerah, dengan luka batin tiba-tiba ini, kalo memang engkau benar-benar Tuhan, sembuhkanlah saya." Tidak lama kemudian luka batin itu berangsur-angsur hilang. Saya langsung lari curhat ke teman saya yang Katolik yang selama ini sering saya dakwahi Islam. Besok Sabtu malam saya minta pengakuan dan diberi penitensi satu bulan. Minggunya saya ikut Misa di Gereja Cor Jesu Malang sambil menemani mama saya besuk sepupu saya di Asrama; dan kebetulan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Setiap mendengar ordinarium, saya menangis, saya merasakan begitu indah Liturgi Gereja Katolik, dan betapa Yesus mencintai saya. Saat homili imam menjelaskan mukjizat Lanciano yang meneguhkan saya. Saya sadar betapa saya selama ini betul-betul tidak memahami iman Katolik.

Beberapa hari setelahnya, saya ditemukan dengan Ketua Wilayah, dan oleh beliau saya diajak adorasi, dan beliau menjelaskan panjang lebar adorasi itu. Saat adorasi saya meminta kepada Yesus, "Saya masih bingung apa benar engkau yang memanggil saya, yakinkan saya kalo engkau memang Tuhan. Bimbinglah saya." Saya mendengar dalam nurani saya ada bisikan, "Sering-seringlah kesini. Aku rindu saat-saat pribadi bersamamu. Dan belajarlah banyak."

Sejak saat itu saya mulai sering adorasi, dan membeli buku-buku Katolik untuk saya pelajari. Buku pertama yang saya beli adalah buku Romo Piedyarto, karena tidak terlalu tebal, dan saya pernah dipinjami edisi yang lama oleh mama teman saya. Namun dulu saya gunakan refensi kanon Kitab Suci didalamnya untuk menyusun kurikulum dakwah ke Kristiani. Dan saya tidak berhenti disitu, saya cari website Katolik tempat saya bisa diskusi, Dan saya menemukan www.ekaristi.org sebagai website yang sangat baik. Iman saya tumbuh oleh penjelasan member-member dan moderator-moderator disana. Saya juga diinfokan seorang member disana untuk ikut retret Opus Dei. Dari situ saya mengenal banyak anggota Opus Dei, mengenal Santo Josemaria Escriva melalu film dokumenternya dan bukunya Camino dan akhirnya sering ikut Kursus Katekismus. Dan sampai sekarang saya masih meminta bimbingan rohani disana.

Saya tidak menyangka punya kesempatan bertemu Romo Pied bulan September lalu. Pada bulan Kitab Suci beliau menjadi pembicara seminar Kitab Suci. Saya datang ke acara itu dan saya bawa kelima jilid buku saya yang merupakan hasil karyanya, saya mintakan tanda tangan.

Mantan Guru TK saya yang enam bulan sebelum saya kembali Katolik pernah saya kunjungi untuk saya sewa tempatnya untuk acara PAUD ormas Islam saya, pernah mengatakan bahwa saya seperti St Agustinus yang dalam masa mencari Tuhan. Dulu sih saya tertawakan saja, saya anggap omongan sampah; tapi ternyata apa yang dikatakannya terjadi betulan.

Sampai sekarang, Gereja Cor Jesu, buku Romo Pied, www.ekaristi.org, serta Wisma Opus Dei Surabaya menjadi tempat kenangan paling indah buat saya. Santo Josemaria Escriva dan Santo Agustinus mendapat tempat khusus di hati saya. Dan tidak lama sejak saya kembali menjadi Katolik, mungkin sekitar 3-4 bulan kemudian, saya merasa terpanggil menjadi imam. Saya hanya terus berdoa, belajar, dan berkarya, semoga saya bisa memberikan sedikit yang tidak ada artinya kepada Kristus.

Demikian saya hanya sedikit berbagi. Pax Christi.


Fransiskus Wijayanto, Umat Paroki Salib Suci Tropodo (Jawa Timur)


Kesaksian: Dari Katolik ke Islam kembali menjadi Katolik | Indonesian Papist http://www.indonesianpapist.com/2011/06/kesaksian-dari-katolik-ke-islam-kembali.html#ixzz2KfMK74HY 
Pax et Bonum 

Surat Gembala Pra Paskah Keuskupan Agung Surabaya Tahun 2013



Surat Gembala PRAPASKAH 2013
Bagi umat Katolik Keuskupan Surabaya

(Dibacakan di semua gereja dan kapel di wilayah Keuskupan Surabaya, pada tanggal 9 dan 10 Februari 2013)
No. 30/G.111/II/2013

Saudara-saudari terkasih,

Pada hari Rabu Abu, 13 Februari nanti, dahi kita akan ditandai dengan abu sebagai tanda dimulainya masa Prapaskah, masa tobat, masa untuk mempersiapkan diri merayakan Paskah. Kita semua tahu bahwa abu yang ada pada dahi kita mengingatkan betapa rapuh dan lemahnya kita.

Masa Prapaskah adalah masa pembaharuan diri karena perjumpaan dengan Tuhan. Pengampunan Tuhan yang kita terima akan menjadi saat kehidupan baru bagi kita. Seperti bacaan pertama yang kita dengar pada hari ini, Nabi Yesaya mendapatkan anugerah kehidupan baru karena kesalahannya dihapus dan dosanya diampuni. Buah dari kehidupan baru itu tidak lain ialah kesiapsediaan untuk diutus. ''Ini aku, utuslah aku!'' (Yes. 6: 7-8).

Demikian pula pengalaman perjumpaan dengan Tuhan yang dialami oleh Simon dan teman-temannya di danau Genesaret. Hidup yang tampaknya kosong karena kegagalan sepanjang malam, berubah menjadi hidup yang berkelimpahan. Sabda Yesus menumbuhkan harapan dan kepastian. Pengalaman keberhasilan bersama dengan Yesus membuka peluang bagi Simon untuk memulai suatu kehidupan baru. Hidup baru itu dimulai dengan suatu kesadaran yang sangat berharga, yaitu pengakuan sebagai orang berdosa:“Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini orang berdosa” (Luk 5:8). Simon menyadari masa lampaunya tanpa Tuhan, suatu periode hidup yang ditandai dengan pilihan hanya mengandalkan diri sendiri, adalah masa lampau yang dikuasai oleh dosa. Dia hidup jauh dari Tuhan. Kesadaran baru memberi orientasi baru dalam hidup. Perjumpaan dengan Yesus diakhiri dengan panggilan untuk Simon:“Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (Luk 5:10). Iman Simon Petrus bukannya tanpa perjuangan. Dia memilih untuk mengikuti sabda Tuhan, lebih daripada mengikuti kemauan sendiri. Hal ini menuntut keberanian iman.

Tema APP untuk Keuskupan Surabaya tahun 2013 ini ialah Bekerja Dengan Iman. Bekerja dengan iman, berarti bekerja dengan mengandalkan Tuhan sendiri, bekerja sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan.

Dewasa ini banyak orang tanpa sadar sering melihat makna bekerja sekedar untuk mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Sementara makna bekerja yang lain, seperti ungkapan aktualisasi diri, pelayanan kepada sesama,serta panggilan untuk ambil bagian dalam karya penciptaan Allah, mulai diabaikan.

APP sebagai momen pertobatan eklesial mengajak kita merefleksikan hidup, panggilan dan kerja kita sebagai jawaban terhadap panggilan Tuhan. Sebagai orang beriman kita hendak melihat kembali aktivitas bekerja sebagai perwujudan iman kepada Tuhan. Kerja selalu bermartabat dan bernilai luhur karena yang mampu bekerja hanyalah manusia yang memiliki kesadaran dan kebebasan. Jikalau kita melakukan pekerjaan dengan penuh cinta, ketulusan, syukur, kejujuran, disiplin, penghargaan yang tinggi akan jenis pekerjaan, dan selalu menyadari penyertaan Tuhan, maka kita akan menemukan kepuasan batin, dan bekerja secara bermartabat.

Kerja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia. Dalam pandangan Gereja Katolik, kerja bukanlah sekedar cara untuk melangsungkan hidup melainkan rahmat dari Allah. Gereja mendasarkan pandangannya pada kisah penciptaan di mana Allah menciptakan manusia seturut gambar-Nya sendiri dan memberi mereka perintah untuk menaklukkan bumi beserta segala isinya. Semuanya itu terwujud dalam dan melalui tindakan kerja. Melalui kerja, manusia mewujudkan dan menyempurnakan martabat dirinya sebagai citra Allah, sebab di sana ia mencerminkan kegiatan Sang Pencipta sendiri dan menjadi partner kerja Allah. Maka, dimensi subjektif kerja (manusia) haruslah lebih diperhatikan dari pada dimensi objektif kerja (teknologi).Kerja adalah pertama-tama demi manusia dan bukan manusia untuk kerja.

Selain bersifat pribadi, kerja juga memiliki sifat sosial dan rohani. Setiap orang bekerja tidak pernah sendirian, melainkan -baik langsung maupun tak langsung- bersama dengan sesama dan berdampak bagi sesama. Kerja akan menjadi semakin subur dan produktif ketika manusia semakin menyelami potensi produktif sumber daya ciptaan dengan dijiwai oleh kasih kepada Tuhan, pemahaman akan kebutuhan sesama, keutuhan ciptaan, dan kesejahteraan umum saat ini serta masa depan. Lebih dari itu semua, bagi setiap orang kristiani bekerja adalah ambil bagian pada rencana keselamatan Tuhan.

Keyakinan iman itulah yang harus kita wartakan. Perutusan untuk mewartakan iman itulah juga yang menjadi pesan Bapa Paus Benediktus XVI sewaktu beliau mencanangkan Tahun 2012-2013 sebagai Tahun Iman. Selama Tahun Iman ini kita diajak untuk menggali, menghidupi, dan mewartakan iman kepercayaan kita di tengah dunia yang senantiasa berubah, penuh tantangan dan permasalahan. Tahun iman adalah saat dimana kita memurnikan kembali semangat kerja kita serta membangun integritas iman di tengah maraknya korupsi, politisasi pendidikan, pelecehan martabat, dan perusakan keutuhan ciptaan.

Iman mewujud melalui komitmen untuk tetap bertahan dalam menghadapi aneka godaan khususnya dalam menjalankan pekerjaan kita sehari-hari. Godaan-godaan itu bisa berupa: kesombongan, keserakahan, ketidakjujuran, serta pamer kekuasaan. Padahal, kekuasaan dan wibawa haruslah berdasarkan kasih. Sebab tindakan kekuasaan Allah adalah tindakan kasih. Mereka yang bekerja bersama kita atau di bawah naungan kita bukan hanya sebagai orang-orang yang sedang terikat kontrak kerja, melainkan juga adalah sesama saudara. Orang yangmenganggap semua persoalan sudah beres bila mengikuti ritual atau perayaan-perayaan lahiriah adalah orang yang menghayati imannya dengan kurang tepat. Penghayatan seperti ini justru akan memandulkan penghayatan iman itu sendiri serta menodai integritas iman kita.

Saudara-saudari terkasih,

Sebagai tanda kehadiran Gereja di tengah masyarakat, hendaknya kita dapat melihat permasalahan yang ada pada dunia kerja kita masing-masing dalam semangat Ajaran Sosial Gereja. Di samping menghayati pekerjaan dalam semangat solidaritas kasih dan subsidiaritas, marilah kitamenghadirkan nilai-nilai luhur seperti: keadilan, kebenaran, pengorbanan, kesabaran, kejujuran, hati nurani dan tanggung jawab. Jikalau demikian, maka di tengah pekerjaan sehari-hari, Anda menghadirkan ciri kenabian Gereja dan saksi iman yang hidup.

Keluarga, sebagai Gereja kecil tempat penanaman nilai dan makna kerja, dapat menjadi tempat pembinaan awal mempraktekkan kerja dan pelayanan kepada sesama. Hal ini bisa dikembangkan dengan melibatkan anggota keluarga dalam pekerjaan rumah tangga serta membangun sikap selalu bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki. Pekerjaan adalah anugerah dan tugas dari Tuhan sendiri.

Melalui pertobatan di Masa Prapaskah ini, kita diingatkan kembali akan nasehat St. Yakobus bahwaiman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (bdk. Yak. 2:14-18). Iman adalah jawaban kita kepada panggilan Tuhan. Iman itu hendaknya diwujudkan dalam tindakan nyata, termasuk dalam bekerja. Semoga dalam Masa Prapaskah ini, kita semakin terbuka terhadap kehendak Tuhan untuk bekerja dengan semangat iman, demi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan manusia, menghargai pekerjaan dan pekerja, peduli terhadap fenomena pengangguran serta bersemangat dalam karya pelayanan. Jadikan masa tobat ini sebagai jalan untuk menyucikan dan memulihkan martabat pekerjaan Anda di hadapan Tuhan dan sesama.

Surabaya, 7 Pebruari 2013.
Berkat Tuhan,

Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono
Uskup Keuskupan Surabaya

Calon Bintang Masa Depan Red's


Biodata Coutinho:
Nama Lengkap            : Philippe Coutinho Correia
Tempat Lahir            : Rio de Janeiro
Tanggal Lahir           : 12 Juni 1992
Tinggi Badan            : 172 centi meter
Kebangsaan              : Brasil
Posisi                  : Gelandang Serang
Klub saat ini           : Liverpool FC
Nomor Punggung          : 10

Karier Klub:
2008–2010               : Vasco da Gama (pemain pinjaman Inter)
Januari 2012 – Mei 2012 : Espanyol (pinjam)
2008 – 2013             : Inter Milan 

Januari 2013 - Sekarang : Liverpool FC

Karier Timnas Brasil:
2009                    : Timnas Brasil U 17
2011                    : Timnas Brasil U 20
2010 –                  : Timnas senior Brasil